Prilaku Salah dalam Bisnis Spekulasi Saham, part 2
- KESALAHAN KEDUA:
Para Investor cenderung reaktif untuk membeli ketika harga saham dan trading chart mulai bergerak, tetapi mereka justru cenderung bertahan ketika harga mulai merosot. Ini di sebabkan oleh ketidak seimbangan antara Motivasi untuk Membeli dengan resisitensi untuk Menjual saham atau Trading Vallas.
Dengan kata lain, ketika tiba - tiba urusan membeli, orang cenderung lebih disiplin atas tindakannya di banding saatnya menjual. Karena urusan membeli lebih mendapat dukungan psikologis.
Sebaliknya tindakan menjual lebih mendapat rintangan Psikologis, antara lain karena faktor "Melepaskan Kepemilikan" yang mengandung sentimentil perasaannya.
Obat untuk prilaku - hati yang menyesatkan ini adalah dengan Disiplin kepada diri sendiri, caranya dengan menentukankan di kisaran berapa harga Saham, Valas, Index yang pantas untuk di Jual. Apabila harga melampaui, maka segera untuk melakukan penjualan.
Kadang - kadang Anda perlu menetapkan berapa besar kesiapan Anda untuk menjual dengan Merugi. Misalnya Anda memiliki saham atau open buy trade yang cenderung merosot harganya. Perusahaan sedeang melakukan rencana "Merger" dengan perusahaan lain, ketika rencana Merger ini tidak berhasil pada akhirnya, maka saat itulah sahamnya akan merosot tajam. Jadi, untuk mengurangi kerugian Anda, mungkin Anda di haruskan untuk bersedia menentukan batas kerugian misalnya 5% - 10% dan menjualnya pada saat yang tepat.
- KESALAHAN KETIGA:
Dalam "Bear Market", para Profesional umumnya memilih strategi bertahan / Defensif dengan cara membeli saham yang berpenghasilan tinggi dan yang paling sedikit kena fluktuasi ketika harga merosot.
Bersambung ke: - Kesalahan dlm Spekulasi Bisnis Jual Beli Saham, part 3